“Kau
menyayangiku pangeran?” tanya cassandra.
“Iya. Aku menyangimu seperti adik ku
sendiri.” jawab pangeran.
Cassandra
terdiam dan merenung.
'Tentu saja dia seperti itu. Aku
tidak mungkin mendapatkan dia. Aku hanyalah peri. Cassandra apa yang kau
pikirkan? Aku ingin mendapatkan dia? Apa aku sudah gila? Aku peri. Dan sekali
peri, tetaplah peri. Aku tak mungkin mendapatkan dia. Dan aku tak mungkin
menjadi manusia.' kata cassandra didalam hati 'mungkin aku harus terima
kenyataan. Aku hanyalah dianggap adik oleh pangeran. Tidak apa – apa. Aku
senang.' cassandra tersenyum manis.
“Begitu dong. Aku senang jika
cassandra tersenyum seperti itu. Sangat manis.” kata pangeran.
Cassandra tersipu malu.
Pangeran berdiri.
“Kita harus melanjutkan perjalanan kita Cassandra. Ayo pergi dari sini.” kata pangeran.
“Kita harus melanjutkan perjalanan kita Cassandra. Ayo pergi dari sini.” kata pangeran.
“Baiklah pangeran.” jawab cassandra.
Pangeran
mengejamkan matanya dan cassandra mengangkat tongkat sihirnya. Dan dia lalu
bilang , “Kembali ke Hutan.” seketika tongkat mengeluarkan cahaya yang terang.
..................................
Di Hutan
..................................
“Ayo kita lanjutkan perjalanan kita.
Sekarang ayo kita ke Selatan!”
pimpin
pangeran.
“Baik pangeran!.” kata cassandra.
Pangeran dan Cassandra kembali
melanjutkan perjalanan mereka. Mereka tidak menemukan apa – apa kecuali pohon
dan tanaman.
“Hutan disini aneh pangeran. Apa
kita sudah di selatan?” tanya cassandra.
“Sepertinya begitu. Aku juga merasa
aneh cassandra. Biasanya didalam hutan itu ada binatang – binatang buas.” Kata
pangeran.
Mereka
terus melanjutkan perjalanan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar